Menunda-nunda
Akhir-akhir ini aku sangat kehilangan fokus ku, semuanya selalu meleset dari perkiraan. Merasa produktifitas menurun, entah apa sebabnya aku sendiri pun bingung. Dengan rutinitas yang seperti ini harusnya aku sudah terbiasa, karena dulu pun aku selalu begini, bedanya dulu aku tetap produktif.
Aku curiga pada satu faktor, kebiasaan menunda-nunda ku makin kesini makin parah, jika dipikir-pikir. Tanpa sadar itu telah menjadi kebiasaan yang nikmat namun agak kamvret.
Coba beri masukan apa yang harus ku lakukan dengan situasi yang seperti ini? Kebiasaan menunda-nunda ku itu menyebalkan, keneapa? karena secara saya pribadi sungguh tak ingin menunda-nunda seperti itu, tapi tetap saja ku lakukan.
Aku seperti terdoktrin dimana hal itu menjadi candu bagi ku, sungguh sulit tuk lepas sepenuhnya dari prilaku yang sudah menjadi keiasaan seperti ini.
Di lain hal kadang aku suka kaget dengan apa yang di hasilkan oleh kebiasaan baru ku ini, ingin sekali aku marah pada diriku sendiri, namun itu tak bisa ku lakukan, karena, itu konyol. Tidak akan berefek apa-apa. Ibaratkan membelah air degan pisau, seperti itu lah hasilnya, nol hasilnya, dia akan kembali seperti semula.
Berat sekali di pikiran ku, ibarat memori yang sudah penuh, ingin sekali aku menghapus hal-hal yang tidak perlu agar semua menjadi segar kembali. Keluh ku ini sungguh benar adanya, ini bukanlah fiksi, saat ini aku benar-benar pasif, sungguh merasa pasif dengan kemajuan yang lamban, sial.
Aku curiga pada satu faktor, kebiasaan menunda-nunda ku makin kesini makin parah, jika dipikir-pikir. Tanpa sadar itu telah menjadi kebiasaan yang nikmat namun agak kamvret.
Coba beri masukan apa yang harus ku lakukan dengan situasi yang seperti ini? Kebiasaan menunda-nunda ku itu menyebalkan, keneapa? karena secara saya pribadi sungguh tak ingin menunda-nunda seperti itu, tapi tetap saja ku lakukan.
Aku seperti terdoktrin dimana hal itu menjadi candu bagi ku, sungguh sulit tuk lepas sepenuhnya dari prilaku yang sudah menjadi keiasaan seperti ini.
Di lain hal kadang aku suka kaget dengan apa yang di hasilkan oleh kebiasaan baru ku ini, ingin sekali aku marah pada diriku sendiri, namun itu tak bisa ku lakukan, karena, itu konyol. Tidak akan berefek apa-apa. Ibaratkan membelah air degan pisau, seperti itu lah hasilnya, nol hasilnya, dia akan kembali seperti semula.
Berat sekali di pikiran ku, ibarat memori yang sudah penuh, ingin sekali aku menghapus hal-hal yang tidak perlu agar semua menjadi segar kembali. Keluh ku ini sungguh benar adanya, ini bukanlah fiksi, saat ini aku benar-benar pasif, sungguh merasa pasif dengan kemajuan yang lamban, sial.
Tidak ada komentar: